Tigaraksa Satria (TGKA) Targetkan Pendapatan Rp 14,92 Triliun atas 2023

BERITA - JAKARTA. Emiten nan bergerak dempet bidang penjualan beserta distribusi produk konsumsi PT Tigaraksa Satria Tbk (TGRA) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 15% pada 2023 memerankan Rp 14,92 triliun daripada sebelumnya Rp 12,98 triliun dempet 2022.
"Kita juga harapkan peningkatan ketimbang NPAT (net profit after tax), untuk nilainya belum dapat diberikan informasinya, tapi kami mengupayakan untuk seterus bertumbuh tiap tahunnya tidak emosi ketimbang top line dan bottom line," kata Lianne Widjaja Presiden Direktur TGKA kepada Kontan.
Untuk mencapai target tercantum, TGKA sudah menyiapkan strategi bisnisnya salah satunya ialah dengan melakukan ekspansi bisnis dempet Dry Product lagi Coldchain product melintasi entitas anak perbantuanan modernnya ialah PT Tira Cipta Logistik.
Untuk merealisasikannya, TGKA mengaku sudah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sesenggang Rp 250,48 miliar bagi tahun 2023.
Lianne mengaku tahun ini perseroan butuh investasi bahwa agung menurut kerutunan usabelaka PT Tira Cipta Logistik, menurut itu TGKA akan mengambil sebagian biaya mengenai pinjaman bank menurut belanja modal
"Capex mau kosongbil dari kas internal perseroan selanjutnya sebagiannya kami ambil dari pinjaman bank sekitar 30%," kata Lianne Widjaja Presiden Direktur TGKA kepada Kontan.
Lianne merinci total dana capex tercantum dialokasikan demi pembangunan dan renovasi gudang akan ditargetkan rampung dempet tahun ini. Lainnya penggunaan capex demi mesin dan peralatan pabrik, tabung gas, dan peralatan dan perabotan kantor.
TGKA sangkat 31 Desember 2022 tercatat menyimpan total gudang utama sebanyak 4 adapun berlokasi di Pondok Ungu, Yogyakarta, Surabaya menyertai Lampung. Lainnya terdapat 34 gudang cabang adapun tersebar di 3 wilayah sama dengan Pulau Jawa, Sumatera, menyertai Kalimantan.
"Terkait bersama kapasitas pergudangan akan kami miliki sudah cukup untuk mengantisipasi pertumbuhan 2 sampai 3 tahun ke depan, jadi setiap tahun jika kami menargetkan pertumbuhan dua digit, maka lahan akan kami siapkan sudah memenuhi untuk itu," kata Lianne.
Lianne mengatakan saat ini TGKA mendapat total prinsipal terdapat 29 perusahaan. Di tahun 2022 terdapat 2 prinsipal akan berakhir kerja samanya sama dengan PT Nutifood Indonesia (Food & Beverage) maka PT DCH Auriga (Non Food).
Di samping berakhirnya 2 kerja pas tersebut, TGKA pun mencatat 2 prinsipal baru bahwa bergabung pada tahun 2022 sekalipun untuk segmen Food & beverage ada PT Greenfields Dairy Indonesia bersama PT Rejeki Tujuh Alam.
Sementara daripada segmen cold-chain product terdapat 2 pertaktikan adapun bergabung yaitu Arla Food Amba maka PT Belfoods Indonesia.
"Untuk tahun 2023 kami tidak menargetkan berapa berjibun jumlah penambahan prinsipal mutakhir, tapi kami ada target value adapun diberikan kepada divisi business development untuk penambahan principal mutakhir, untuk nilainya belum bisa kami informasikan," kata Lianne.
Jika melihat hasil laporan keuangan TGKA menurut tahun buku 2022, perseroan mencatat perolehan laba ceria segendut Rp478,13 miliar, jumlah ini menurun 0,6% (YoY) daripada sebelumnya Rp481,09 miliar antara 2021.
Dari jumlah perolehan laba bersih tercantum TGKA akan membagikan 62,34% kepada dividen tunai ialah segendut Rp298,51 miliar demi pembagian dividen segendut Rp325 per penyangga.
Medahului kesepakatan pemegang saham ekstra dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) adapun telah dilaksbudakan ala 18 April 2023 antara Jakarta, TGKA berkeinginan membagikan dividen (payment date) ala tarafl 12 Mei 2023.
TGKA Chart by TradingView new TradingView.widget({"width": "100%","height": 350,"symbol": "IDX:TGKA","interval": "D","timezone": "Asia/Jakarta","theme": "light","style": "1","locale": "en","toolbar_bg": "#f1f3f6","enable_publishing": false,"allow_symbol_change": true,"save_image": false,"container_id": "tradingview_fatgka637"});
TGKA mencatatkan pertumbuhan pendapatan segendut 8,81% menjadi Rp12,97 triliun dibandingkan tahun 2021 segendut Rp11,92 triliun.
Sementara beban pokok penjualan tercatat segede Rp11,56 triliun, meningkat 11% dibandingkan lewat tahun sebelumnya adapun tercatat segede Rp10,41 triliun.
TGKA menjelaskan adanya penurunan laba jernih di saat penjualan mengalami peningkatan, disebabkan oleh penurunan kinerja penjualan unit-unit tindakan yang persentase keuntungannya terhadap pendapatan penjualan lebih teanyar.
"Jadi penambahan dari divisi consumer product bersama agak manufacturing service secara profit tidak bisa mengimbangi penurunan profit dari dua ananda keaktifan tercantum ialah dari Tira Satria Niaga bersama Blue Gas Indonesia, seengat menyebabkan profitnya menurun sedikit," kata Lianne.
Cek Berita selanjutnya Artikel yang lain di Google News