Rusia tak berharap berjibun atas kepemimpinan Presiden Ukraina modern Volodymyr Zelensky

Rusia tak berharap berjibun atas kepemimpinan Presiden Ukraina modern Volodymyr Zelensky Rusia tak berharap berjibun atas kepemimpinan Presiden Ukraina modern Volodymyr Zelensky

BERITA - MOSKOW. Moskow tak deras berharap jika kepemimpinan Presiden Ukraina terpilih, Volodymyr Zelensky, dapat menjaga kawasan Slavia atas sanksi Eropa dan intervesi Amerika Serikat (AS) terkait konflik geopolitik Kiev – Moskow.

Ketua Majelis Komite Urusan Luar Negeri dari Parlemen Rusia, Konstantin Kosachyov, menulis jauh didalam laman Facebooknya,Senin (22/4), jika saat ini yang bisa dilakukan Rusia sama beserta menunggu Zelensky mengambil langkah perdananya akan menyelesaikan konflik.

“Hanya waktu adapun akan menentukan apakah Zelensky akan beralih dari narasi adapun disampaikannya saat kampanye presiden,atau sungguh-sungguh menjabat presiden beserta haknya sendiri,” tulis Kosachyov bagaikanmana dilansir dari Bloomberg.

Sementara itu, Kepala Dewan Kebijakan Luar Negeri lagi Pertahanan Rusia, Fyodor Lukyanov tegas menyampaikan bahwa kepemimpinan Zelensky tidak akan melahirkan kemajuan bagi Moskow.

“Kremlin akan menguji dan melihat bagaimana orang ini (Zelensky) mengendalikan negara. Namun saya tidak berpikir akan ada kemajuan dari sisi Moskow,” imbuhnya.

Tak ketinggalan, Gleb Pavlovsky, analis politik sekaligus penasihat politik Ukraina untuk Moskow memberikan pendapat, jika Zelensky tidak dapat membangun basis politiknya sendiri sampai akhir tahun ini, dia tidak buat mungkin melangsungkan perubahan lepas dekat dalam kebijakan pemerintahan Ukraina.

Sebelum Ukraina menyelenggarakan pemilihan presiden, Rusia menawarkan paspor kepada warga yang tertinggal di daerah konflik, Ukraina Timur. Tak namun itu, Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, merespon pemilu Ukraina beserta menguniversalkan sanksi perdagangan baru. Hal terkandung menguasai potensi menyalakan kembali ketegangan Moskow beserta Kiev.

Rencana Rusia terbilang, dilevelpi Wakil Kepala Pusat Teknologi Politik Moskow, Alexei Makarkin, jika Rusia cuma mendapat gerakan terbatas akan mewujudkan rencana terbilang.

“Kedua belah pihak saling menuduh atas kebatalan perdamaian dari Minsk. Sangat secuil ruang lingkup akan melahirkan terobosan aktual,” jelas Makarkin sebagaimana dilansir atas Bloomberg.

Rusia sendiri mengklaim jika Ukraina tidak memberikan hak otonomi daerah yang dijanjikan dalam daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dalam wilayah Donbas Timur, bagaimana kesepakatan yang telah terjalin. Sedangkan Ukraina membalas, bahwa kontrol dunia internasional atas wilayah tersebut mampu mencegah distribusi senjata dan tentara Rusia. Hingga saat ini, proposal untuk menjaga pabersedian perdamaian PBB pun masih menemui jalan buntu.

Melihat sengkarut ini, Direktur Moscow Carnaige Center, Dmitri Trenin, turut merespon, jika kemenangan Zelensky memang bukanlah kemenangan Kremlin.

“Namun, peluang demi meterluangkan ketegangan dekat daerah Donbas lagi memulai dialog nan bermakna mengenai pengaktifan daerah Minsk, sangat berpeluang demi digali,” tulis Trenin meterusi kicauan Twitter.

Rusia berharap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menunjukan akal sehatnya

Pekeras Partai Demokrat AS ungkap opsi pemakzulan terhadap Trump

Komedian Volodymyr Zelenskiy memenangkan kursi presiden Ukraina

Setelah infrastruktur, pemerintahan terpilih layak fokus pada investasi dan ekspor