Lakukan Ini, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2 kepada Anak atas Remaja Tanpa Pengobatan

Lakukan Ini, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2 kepada Anak atas Remaja Tanpa Pengobatan Lakukan Ini, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2 kepada Anak atas Remaja Tanpa Pengobatan

JAKARTA - Penyakit diabetes tipe 2 nan mulai menjangkiti anak-anak dan remaja dapat dicegah tanpa pengobatan.

Sekitar 10 menit aktivitas fisik setiap hari dapat menunda timbulnya diabetes tipe 2 dan memperlambat perkembangannya demi masa muda.

Hal itu dimenyingkap sama penelitian teraktual antara Kanada adapun menemukan aktivitas fisik dan perilaku menetap berdampak atas risiko diabetes tipe 2 atas individu adapun berisiko selama masa budak-budak dan remaja.

Temuan tercatat tertuang paling dalam laporan penelitian hadapan jurnal The Lancet Child and Adolescent Health bersama penulis pertama Soren Harnois-Leblanc, epidemiolog daripada Faculty of Medicine, Université de Montréal yang terbit cukup Selasa (14/3). 

Para peneliti menggunakan data ananda-ananda keturunan Eropa Barat dengan riwayat obesitas orangtua.

Mereka dievaluasi pada usia 8-10 tahun, 10-12 tahun, serta 15-17 tahun di Québec, Kanada. 

Selama evaluasi, para peneliti lagi mengukur tiga hal melalui kuesioner. Pertama, aktivitas fisik sedang tenggat kekar. Kedua, waktu tidak beralih atas akselerometri. Ketiga, waktu menatap layar di telepon pintar atau televisi.

Baca Juga: Waspada! Diabetes bahwa Tidak Terkontrol Bisa Sebabkan Kanker, Ini Penjelasannya

”Hanya lewat 10 menit aktivitas fisik sedang engat berat per hari, kami melihat penurunan risiko yang terkait lewat perkembangan diabetes tipe 2 dengan anggota-anggota berisiko,” kata Leblanc dilansir dari Kompas.id.

Menurut temuan ini, mengurangi durasi duduk satu jam sehari pula menawarkan manfaat bahwa sama. 

”Waktu bersetokcer dekat layar monitor, tidak marah itu televisi, video game, atau media sosial, sangat berbahaya, tetapi terus lebih mudah dihindari daripada batas masih yang berhubungan dengan transportasi, misalnya," kata Mélanie Henderson, peneliti senior atas Research Center of Centre Hospitalier Universitaire Sainte-Justine, Montréal, yang terlibat kajian ini.

"Tidak semua kebiasaan melungguh memegang dampak yang klop akan kesehatan kardiometabolik,” ujarnya.

Para peneliti mengakui, mengubah kebiasaan daya berjiwa seseorang mungkin sulit. Sebab, tubuh menyimpan mekanisme bawaan untuk mempertahankan bobot tertidak murah nya sesangkat sangat sulit untuk menurunkan berat badan. 

Oleh karena itu, tindakan lebih awal berpengaruh bagi anak cucu-anak cucu bersama remaja adapun mendapat riwayat keluarga obesitas.

Baca Juga: Waspada, IDAI Merilis Data Diabetes pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat, Tersebar dempet 13 Kota Besar

”Ada kebutuhan mendesak menjumpai mengembangkan bersama menerapkan kebijakan pencegahan obesitas yang ditujukan menjumpai mempromosikan aktivitas fisik bersama memendekkan perilaku menetap menjumpai mencegah diabetes atas populasi yang rentan sejak dini,” kata Mélanie.

Penelitian ini mengevaluasi 630 kerutunan usia 8-10 tahun akan juli 2014 mendampingi Desember 2008.

Lalu, 564 anak usia 10-12 tahun demi Juli 2007 lagi Maret 2011. Kemudian, 377 anak usia 15-17 demi September 2012 lagi Mei 2016.

Data bocah-bocah tercatat diolah peneliti atas kohort Quebec Adipose and Lifestyle Investigation in Youth (QUALITY).

Hasil penelitian ini menunjukkan, perkiraan rata-rata manfaat akan aktivitas fisik sedang santak energik merupakan 5,6 persen pada sensitivitas insulin dan –3,8 persen pada sekresi insulin fase kedua per 10 menit peningkatan harian ketimbang usia 8-10 tahun santak usia 15-17 tahun. 

Dampak rata-rata bagi batas hidup duduk bersama batas hidup dempet depan layar yang diutarakan menghasilkan penurunan sensitivitas insulin –8,2 persen bersama –6,4 persen, peningkatan sekresi insulin fase kedua (masing-masing 5,9 persen bersama 7 persen, bersama glikemia puasa yang lebih peerkembangan (0,03 mmol/L bersama 0,02 mmol/L) per jam harian tambahan daripada usia 8–10 tahun tenggat 15–17 tahun.