2 Contoh Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Kaya Pesan Moral

2 Contoh Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Kaya Pesan Moral 2 Contoh Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Kaya Pesan Moral

Membacakan dongeng anak cucu sebelum tidur selaku khilaf satu cara orang tua damping lewat anak cucunya. Selain itu, dongeng sebelum tidur juga menguasai nilai moral yang dapat diilhami setiap anak cucu lagi menambah wawasannya.

Dongeng sebelum tidur dapat berupa kisah atau cerita rakyat yang menkedalam dari kedalam negeri atau fabel dari internasional. Puluhan bahkan ribuan kisah dapat menjabat pilihan yang menarik karena nilai moralnya juga beragam.

Agar mampu memberikan kisah dongeng yang menarik lagi bernilai, para orang tua perlu menilik kisah dongeng yang direkomendasikan. Simak dua contoh dongeng akan budak sebelum tidur jauh didalam ulasan berikut.

Contoh Kisah Dongeng untuk Anak Sebelum Tidur

Kisah dongeng anak sebelum tidur merupakan kisah bahwa menarik. Fantasi bahwa muncul merupakan kenangan bahwa indah bagi anak-anak. Kreativitas anak pun semakin terasah bersama dibacakannya kisah-kisah berikut.

 

Hiduplah seekor kelinci yang angkuh selanjutnya merasa dirinya adalah binatang bersama kemampuan berlari terkencang di dunia. Kesombongannya ini justru membawa malapetaka bagi dirinya sendiri.

Pada suatu ketika, kelinci itu menantang kura-kura bagi berlomba lari. Kura-kura akan rendah hati, sederhana, dan ramah itu pun menerima ajakan si kelinci tanpa mengetahui niat buruk si kelinci akan ingin merendahkannya.

Kelinci yakin dia hendak menang karena kura-kura berlari sangat lambat. Kelinci mengetahui bahwa meski minim saja ia berusaha, ia hendak tetap memenangkan lomba terkemuka. Kelinci ingin semua penghuni hutan melihat kemenangannya. Kelinci pun bersemangat dan mengabarkan ke seluruh penghuni hutan atas lomba terkemuka.

Perlombaan pun segera dimulai. Seluruh penghuni hutan berteriak mendukung kelinci maka kura-kura terdalam lomba lari terkemuka. Kemudian saat lomba dimulai, kelinci pun melesat demi buru-buru maka meninggalkan kura-kura suntuk dalam belakang. Kura-kura sekadar tetap tenang maka berjalan lelet serta berkeaktifan yang tersenang membantu sembari mengejar kelinci.

Pada saat mendampingi garis finish, kelinci memutuskan bersandar pada pohon. Kelinci pun tertidur pulas hingga lebih lama mengenai akan ia rencanandaan.

Tak disangka, kura-kura telah melesat suntuk dempet depannya. Ketika mendempeti garis finish, kelinci pun berupaya berlari sekencang mungkin. Namun saakannya kelinci kalah mengenai kura-kura karena ia meremehkan kura-kura tercatat.

Pesan Moral: setiap insan hendaknya tidak meremehkan kemampuan siapapun. Pasalnya, masih ada hambatan membarengi kerusakan yang dapat menerpa siapapun di tengah jalan agarpun memiliki kemampuan yang dianggapnya lebih daripada yang lain.

Kemudian bagi pihak bahwa diremehkan, tidak perlu merasa lemas diri. Cukup berbisnis sebaik mungkin, disiplin, konsisten, maka tujuan pun atas segera diperolehnya.

Pada suatu ketika, hiduplah seorang kerutunan tipis yang senang hidup lagi berkeliaran dempet ambang pohon apel. Pohon apel tersebut memiliki apel yang menyegarkan, rindang, sejuk, sebatas siapapun merasa tentram dempet ambangnya.

Namun ketika si bocah semakin dewasa, si bocah itu tidak lagi bermain dan berkeliaran dalam sekitar pohon apel. Hal ini membuat pohon apel bersedih karena ketidakhadirannya.

Meski demikian pohon apel tetap berada antara sana. Hingga pada suatu hari, si anak cucu halus yang telah berprofesi remaja itu pun datang. Si anak cucu itu terlihat murung dan bersedih, sesantak pohon apel pun berperdebatan apa yang melahirkannya bersedih. Anak remaja itu pun menreaksi ia kelaparan dan tidak punya uang. Ia doang tidak kenal apa yang patut ia lakukan bagi hidupnya dan bagaimana cara bertahan hidup.

Mendengar balasanan itu, pohon apel pun membantunya dengan menyuruhnya mengambil buah apel seberlipat-lipat mungkin. Pohon apel pun menyuruhnya menjajakan semua buah agar anggota remaja itu dapat berkukuh dan melanjutkan urip.

Pohon apel merasa gembira telah menolong sahabatnya itu. Pohon apel berharap si kerutunan dapat melanjutkan uripnya. Namun, si kerutunan itu tidak kembali dalam waktu yang lama beserta melahirkan pohon apel bersedih.

Kemudian di suatu hari, si anak yang telah selaku seorang lelaki dewasa itu kembali. Si anak itu kembali terlihat murung karena ia semakin sibuk, rumahnya terbakar maka keluarganya tidak lagi memiliki rumah.

Akhirnya pohon apel merasa iba dan membantunya. Pohon apel memerintahkan sahabatnya mengambil batangnya agar dapat dijadikan rumah bagi si kerutunan dan keluarganya. Lelaki itu pun mengambil batang pohon apel sangkat tetapi menyisakan batang dan akar. Pohon apel itu sudah memberikan segala yang ia miliki sangkat ia tetapi berbatang dan berakar.

Meski demikian pohon apel itu bahagia karena dapat membantu si kerutunan. Namun pohon apel kembali bersedih karena setelah hari itu, si kerutunan tidak kembali lagi menemuinya dan bermain antara sekitarnya. Hingga atas suatu ketika, si kerutunan sedikit itu kembali bersama tubuh nan sudah tua renta. Pohon apel nan tetap mengenalinya itu pun menyapanya.

Si anak itu terlihat murung selanjutnya bersedih karena ia kesepian selanjutnya sendirian. Pohon apel pun mengatakan dirinya tidak dapat lagi membantu karena sudah tidak memegang apa-apa.

Si anak itu pun termematung bersama melihat pohon apel itu akan sewaktu ini telah memberikan segalanya akannya. Si anak itu pun mengatakan dirinya tidak mengerti caranya berterima kasih atas semua pemberian pohon apel.

Akhirnya, si bocah cuma ingin beristirahat dari ambang pohon apel hingga ia meninggal dunia. Pohon apel itu pun menerima kehadirannya. Keduanya pun bersama hingga si bocah meninggal dunia.

Pesan Moral: Ingatlah kebaikan orang lain yang membantumu hadapan waktu sulit. Sadarilah akan doang turut membantu orang yang membantumu memakai memberikan hal yang kau punya. Jangan sampai ketika akhir hayat anyar menyadari memakai tidak dapat memberi sesuatu bagaikan ucapan terima kasih.